Penulis: Hestutomo Restu Kuncoro; Iva Rachmawati; Dyak Lupita Sari; Puji Handayani Kasih
Harga: Rp. 0
Sinopsis:
"Buku ini mengulas evolusi diplomasi publik dalam era digital. Diplomasi publik, yang dulunya didominasi oleh pemerintah melalui saluran formal, kini berubah menjadi proses interaktif yang melibatkan aktor non-negara, masyarakat sipil, dan platform media sosial. Transisi ini sebagai respons terhadap globalisasi dan kemajuan teknologi, menjadikan diplomasi publik lebih dinamis dan berbasis jaringan.
Era digital telah menjadikan Twitter alat penting dalam diplomasi publik, memungkinkan komunikasi langsung dan real-time dengan audiens global. Selama pandemi COVID-19, Twitter digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan dan memperkuat solidaritas internasional. Namun, tantangan seperti disinformasi dan penyalahgunaan media sosial membutuhkan strategi yang cermat, termasuk analitik data untuk memahami sentimen publik.
Media sosial secara keseluruhan telah mendesentralisasi diplomasi, dengan individu, influencer, dan organisasi non-pemerintah memainkan peran kunci. Visual dan narasi di platform memberikan pengaruh besar atas persepsi publik. Strategi yang mengintegrasikan media sosial dengan media tradisional, semakin menarik perhatian banyak negara sebagai sebuah alat baru bagi penyebaran pengaruh. Termasuk bagaimana memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent/AI dan realitas tertambah atau Augmented Reality/AR. Namun, keberhasilan pendekatan ini akan bergantung pada bagaimana tantangan seperti privasi data dan disinformasi dikelola. Buku ini menegaskan bahwa media sosial menawarkan peluang besar untuk hubungan internasional yang lebih inklusif, tetapi tetap membutuhkan strategi yang terintegrasi dan berbasis etika.
Buku ini dilengkapi dengan studi kasus di Indonesia. Dengan begitu, kami berharap buku ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan diplomasi publik di Indonesia.
"